Pada tanggal 20 Mei 2025, Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan Nasional RI (Pusbiola PN) menyelenggarakan webinar “Sosialisasi Notasi & Kosakata Islam” dalam rangka HUT ke-45 Perpustakaan Nasional. Acara yang disiarkan via Zoom dan YouTube ini menghadirkan Okta Reni Azrina RA, S.IP., M.Hum. dan Zulbahri, S.Hum. sebagai narasumber. Topik utama webinar adalah penyempurnaan klasifikasi Islam (DDC kelas 297) dan penerapan tajuk subjek (kosakata) Islam baru sebagai upaya menjawab kebutuhan representasi literatur Islam yang lebih luas dan relevan.
Okta Reni memaparkan bahwa Pusnas telah memiliki pedoman klasifikasi Islam berbasis DDC 297 (buku Klasifikasi Islam dan Daftar Tajuk Islam), namun sejak 2006 klasifikasi tersebut belum direvisi. Setelah 18 tahun, Pusbiola kini mengambil inisiatif memperbaharui notasi dan kosakata Islam. Hal ini sejalan dengan perkembangan internasional: DDC edisi terbaru menambahkan/topik-kan notasi 297, misalnya ekspansi topik Al-Qur’an (297.122) dan penambahan subnotasi untuk sekolah-sekolah hukum Islam (297.14, mencakup fiqh al-‘ibādāt). Tujuan perubahan ini adalah menyediakan kerangka klasifikasi yang lebih lengkap sehingga koleksi literatur Islam dapat terorganisasi dan diakses dengan lebih baik.
Narasumber menekankan pentingnya inklusivitas dalam representasi literatur Islam. Webinar mengangkat bahwa notasi dan kosakata baru ini hadir sebagai “jawaban atas kebutuhan representasi literatur Islam yang lebih luas dan relevan”. Artinya, klasifikasi yang disempurnakan harus mampu mencakup berbagai aspek Islam – dari aspek teologi (aqidah), praktik ibadah, tasawuf (sufi), etika hingga sejarah dan mazhab – agar materi beragam dari komunitas Muslim dapat terwakili di katalog perpustakaan. Dengan demikian, literatur Islam dari berbagai perspektif (termasuk tema-tema kontemporer dan minoritas Islam) menjadi lebih mudah ditemukan dan diakses pengguna.
Zulbahri menjelaskan detail kosakata Islam yang diperbarui. Kosakata subjek Islam dikelompokkan di notasi DDC 297 dengan penambahan istilah spesifik. Contoh subjek baru yang diangkat antara lain 297.1*.1 “Sumber-sumber ajaran Islam”, 297.1*.2 “Aqidah dan ilmu kalam (diskusi Islam dan kepercayaan lain)”, 297.2*.3 “Ibadah Islam”, 297.2*.4 “Sufi dan tasawuf”, 297.2*.5 “Etika Islam dan pengalaman beragama”, hingga 297.2*.8 “Sekte dan gerakan pembaharuan Islam”. Setiap tajuk tersebut sudah dipandu dengan notasi khusus agar pustakawan dapat mengkatalogkan materi sesuai kategori baru. Melalui pembaruan kosakata ini, diharapkan katalog perpustakaan memuat tajuk-tajuk yang lebih spesifik dan relevan dengan kebutuhan penelusur literatur Islam.
Dalam sesi tanya jawab, peserta mengajukan pertanyaan tentang implementasi praktis klasifikasi baru dan mekanisme sosialisasinya. Narasumber menekankan perlunya pelatihan berkelanjutan dan kolaborasi antar perpustakaan agar pembaruan ini dapat berjalan efektif. Beberapa insight penting yang muncul adalah urgensi dukungan kelembagaan untuk memantau penerapan notasi baru dan menyempurnakan pedoman secara berkala, serta manfaat dialog lintas pustakawan untuk memastikan konsistensi penggolongan literatur Islam.