DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Merangkai Dunia Lewat Kata: Refleksi Hari Komunikasi Internasional 2025

lainnya
17 Mei 2025
2x dibaca
Merangkai Dunia Lewat Kata: Refleksi Hari Komunikasi Internasional 2025
Tanggal 17 Mei 2025 kembali diperingati sebagai Hari Komunikasi Internasional, sebuah momentum global yang mengajak kita merenungkan kembali makna mendalam dari komunikasi dalam kehidupan manusia. Di tengah arus digitalisasi yang semakin deras, komunikasi bukan sekadar pertukaran pesan, melainkan jembatan yang menghubungkan ide, budaya, dan hati manusia dari berbagai belahan dunia. Tahun ini, tema Hari Komunikasi Internasional mengangkat pentingnya “Membangun Pemahaman dalam Dunia Terpolarisasi”, menyoroti tantangan besar yang kita hadapi: disinformasi, kebisingan digital, dan krisis kepercayaan.

Sejak dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperingati berdirinya International Telecommunication Union (ITU) pada 17 Mei 1865, Hari Komunikasi Internasional memiliki peran penting dalam membangkitkan kesadaran global tentang bagaimana komunikasi dapat menjadi instrumen pembangunan yang berkelanjutan. Tahun 2025, peringatan ini terasa semakin relevan. Kita hidup di era informasi yang serba cepat, di mana pesan bisa menyebar dalam hitungan detik, tetapi sekaligus bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam waktu yang sama cepatnya.

Kecerdasan buatan (AI) telah mengubah wajah komunikasi global. Dari chatbot hingga penerjemah otomatis, dari media sosial yang dikendalikan algoritma hingga jurnalisme berbasis data, komunikasi menjadi semakin canggih namun juga semakin kompleks. Di satu sisi, teknologi mempermudah pertukaran informasi lintas bahasa dan budaya. Di sisi lain, kita menghadapi tantangan baru: filter bubble, bias algoritmik, dan kehilangan nuansa dalam komunikasi antarmanusia.

Hari Komunikasi Internasional 2025 mengajak kita untuk mengembalikan ruh komunikasi sebagai alat untuk membangun pemahaman, bukan sekadar transmisi informasi. Teknologi harus menjadi pelengkap, bukan pengganti empati manusia. Dalam dunia yang terhubung secara digital, komunikasi yang autentik dan inklusif adalah kebutuhan yang mendesak.

Sejarah mencatat bahwa banyak konflik bermula dari miskomunikasi atau ketidakmampuan memahami satu sama lain. Di sisi lain, banyak perdamaian lahir dari meja perundingan, dari kemampuan para pemimpin dan masyarakat untuk saling mendengar dan menyampaikan gagasan secara jujur. Oleh karena itu, komunikasi adalah pilar utama dalam membangun demokrasi yang sehat.

Tahun 2025 menyaksikan semakin menguatnya peran media independen, jurnalis warga, dan platform digital dalam menyuarakan keadilan sosial. Namun, tantangan hoaks dan polarisasi opini semakin meruncing. Hari Komunikasi Internasional menjadi ajakan bagi seluruh warga dunia untuk membangun literasi media yang lebih kuat, serta menanamkan etika komunikasi yang menumbuhkan empati dan tanggung jawab sosial.

Di Indonesia sendiri, Hari Komunikasi Internasional juga menjadi refleksi penting bagi dinamika komunikasi nasional. Dengan keberagaman budaya, bahasa, dan suku bangsa, Indonesia adalah miniatur dunia dalam hal keragaman komunikasi. Perkembangan teknologi digital telah membuka banyak peluang: dari penyuluh pertanian yang menggunakan WhatsApp, guru yang mengajar lewat Zoom, hingga petani yang memasarkan hasil panennya lewat media sosial.

Namun, kita juga dihadapkan pada tantangan komunikasi yang tidak merata. Masih banyak daerah terpencil yang kesulitan akses internet, serta kelompok masyarakat yang belum memiliki literasi digital yang memadai. Maka, Hari Komunikasi Internasional seharusnya menjadi pemicu kebijakan publik yang lebih inklusif dalam pengembangan infrastruktur komunikasi dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk menggunakan teknologi secara bijak.

Peringatan ini juga menjadi ajakan pribadi: setiap individu adalah komunikator. Dalam setiap pesan WhatsApp, status media sosial, atau komentar daring, kita turut berperan dalam membentuk wacana publik. Menjadi komunikator yang bertanggung jawab berarti menyampaikan informasi yang benar, menghargai perbedaan pendapat, serta memahami bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan.

Di era di mana perhatian adalah komoditas dan kecepatan sering kali mengalahkan akurasi, kita diajak untuk kembali ke prinsip dasar komunikasi: mendengarkan dengan empati dan berbicara dengan kesadaran.

Hari Komunikasi Internasional 2025 bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah pengingat akan tanggung jawab kita bersama dalam membangun dunia yang lebih memahami satu sama lain. Komunikasi adalah seni menjembatani perbedaan, mempertemukan kepentingan, dan menyulam damai di tengah keragaman. Di tengah dunia yang kadang bising dan terpecah, mari kita menjadi suara yang jernih—yang menghubungkan, bukan memisahkan; yang menyembuhkan, bukan melukai.

Karena pada akhirnya, komunikasi bukan hanya tentang kata, tetapi tentang niat di balik kata itu. Dan niat yang tulus adalah awal dari dunia yang lebih baik.

DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

  • Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 65 Lamongan
  • dinarpustaka@lamongankab.go.id
  • (0322) 311106
Logo Branding Lamongan
© 2025 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan
Splash Logo