Judul : Amba
Penulis : Laksmi Pamuntjak
Jenis Buku : Fiksi Sejarah, Sastra Fiksi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 580 halaman
ISBN : 9786020350219
Laksmi Pamuntjak lewat Amba menghadirkan sebuah novel yang tidak hanya bicara tentang cinta, tapi juga luka sejarah dan ingatan yang tak pernah benar-benar padam. Buku ini menyusuri jejak seorang perempuan bernama Amba, yang hidupnya berkelindan dengan gejolak zaman dan takdir yang tak pernah ia pilih sepenuhnya.
Amba, perempuan cerdas dan pemberontak dari keluarga Jawa tradisional, tumbuh dengan semangat yang tak bisa dibatasi oleh nilai-nilai lama. Ketika ia bertemu Bhisma—seorang dokter idealis yang memiliki hasrat besar terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan—hidupnya berubah. Namun cinta mereka harus berhadapan dengan kenyataan pahit sejarah Indonesia: peristiwa 1965 yang menyebabkan Bhisma ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru, tempat di mana banyak orang "yang salah" dibungkam dan dilupakan.
Bertahun-tahun kemudian, Amba menapakkan kaki di tanah keras Pulau Buru, menelusuri jejak cinta yang pernah ia miliki dan kehilangan yang tak pernah bisa ia pulihkan sepenuhnya. Melalui perjalanannya, pembaca diajak masuk ke dalam ruang-ruang sejarah yang personal sekaligus politis, menyaksikan bagaimana tubuh dan jiwa seseorang bisa menjadi medan tempur ideologi dan kekuasaan.
Bahasa Laksmi mengalir seperti puisi yang tenang, tapi membawa arus yang dalam. Setiap kalimatnya diramu dengan keindahan, namun tetap menohok dan menyisakan bekas. Amba bukan bacaan ringan, tapi justru karena itulah ia menjadi penting—ia menuntut kehadiran penuh dari pembacanya, dan sebagai gantinya, memberikan perenungan yang begitu kaya.
Novel ini adalah kisah tentang cinta yang tak selesai, tentang keberanian seorang perempuan yang memilih untuk tidak membungkam suaranya, dan tentang bagaimana sejarah tak pernah benar-benar mati—ia hanya menunggu untuk dibuka kembali, melalui ingatan, luka, dan cerita. Amba adalah karya yang wajib dibaca bagi siapa pun yang ingin menyelami kedalaman emosi manusia di tengah pergolakan bangsa.