DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Hari Lupus Sedunia: Menyuarakan Harapan di Tengah Kesenyapan

lainnya
10 Mei 2025
4x dibaca
Hari Lupus Sedunia: Menyuarakan Harapan di Tengah Kesenyapan
Setiap tanggal 10 Mei, dunia memperingati Hari Lupus Sedunia, sebuah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit lupus—penyakit autoimun yang hingga kini masih kerap disalahpahami. Peringatan ini bukan hanya seremonial, tetapi menjadi seruan bersama bagi para penyintas, keluarga, tenaga medis, dan masyarakat luas agar lebih memahami, mendukung, dan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi para pengidap lupus.

Lupus, atau secara medis dikenal sebagai Systemic Lupus Erythematosus (SLE), adalah penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, jantung, paru-paru, dan otak. Gejalanya sering kali samar dan menyerupai penyakit lain, sehingga banyak kasus lupus tidak terdiagnosis atau terlambat diketahui.

Salah satu tantangan terbesar bagi penyintas lupus adalah minimnya pemahaman masyarakat terhadap kondisi mereka. Banyak yang mengira lupus adalah penyakit menular, atau hanya menyerang fisik secara ringan. Padahal, lupus dapat berdampak besar terhadap kualitas hidup penderitanya. Kelelahan ekstrem, nyeri sendi, kerontokan rambut, gangguan mental, hingga kerusakan organ permanen adalah beberapa kondisi yang sering dialami penderita lupus. Karena sifatnya yang tidak terlihat dari luar, penyakit ini sering disebut sebagai “penyakit seribu wajah.”

Peringatan Hari Lupus Sedunia bertujuan untuk menghapus stigma dan meningkatkan empati. Ini adalah panggilan untuk menyadarkan dunia bahwa para penyintas lupus membutuhkan dukungan bukan hanya medis, tetapi juga sosial dan emosional. Kampanye kesehatan, seminar, penyuluhan, dan kegiatan solidaritas menjadi cara penting untuk menyuarakan perjuangan mereka yang hidup dengan lupus.

Lebih dari 5 juta orang di dunia hidup dengan lupus, dan mayoritas adalah perempuan berusia produktif. Ini menambah kompleksitas tantangan, sebab banyak dari mereka harus menghadapi lupus sambil menjalankan peran sebagai ibu, istri, dan pekerja. Mereka menghadapi hari demi hari dengan keberanian yang luar biasa, meski dalam diam.

Di Indonesia, komunitas penyintas lupus seperti Odapus (Orang dengan Lupus) telah banyak bergerak aktif memberikan edukasi serta membangun jaringan dukungan. Namun, tantangan masih besar. Akses terhadap diagnosis dini, obat-obatan yang tepat, dan pelayanan kesehatan yang ramah lupus masih belum merata di seluruh wilayah.

Oleh karena itu, Hari Lupus Sedunia bukan sekadar peringatan, tetapi ajakan untuk bertindak. Pemerintah, dunia medis, media, dan masyarakat luas perlu berperan serta dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh empati. Edukasi harus ditingkatkan, akses layanan kesehatan harus diperluas, dan suara penyintas lupus harus didengar.

Karena di balik senyum para penyintas lupus, ada perjuangan yang tak terlihat namun sangat nyata. Mari kita berdiri bersama mereka, menyuarakan harapan, dan memberikan cahaya di tengah kesenyapan.

DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

  • Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 65 Lamongan
  • dinarpustaka@lamongankab.go.id
  • (0322) 311106
Logo Branding Lamongan
© 2025 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan
Splash Logo