LAMONGAN — Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Lamongan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Aula Cendekia, Rabu (15/10/2025). Kegiatan hari pertama ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri atas pengelola perpustakaan desa, kelurahan, taman bacaan masyarakat (TBM), serta pengelola perpustakaan rumah ibadah se-Kabupaten Lamongan.
Bimtek dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Arpusda, Adang Moelyono, SH., M.Kn, mewakili Kepala Dinas drg. Fida Nuraida, M.Kes. Pembukaan turut disaksikan pejabat struktural di lingkungan Dinas Arpusda, narasumber dari pejabat fungsional pustakawan, serta tamu undangan dari perangkat desa dan lembaga penerima bantuan bahan bacaan bermutu tahun 2025.
Dalam sambutannya, Adang Moelyono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Dinas Arpusda untuk memperkuat kapasitas pengelola perpustakaan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan menjadikan perpustakaan sebagai ruang belajar yang inklusif.
“Transformasi perpustakaan tidak hanya soal koleksi dan ruang baca, tetapi tentang bagaimana perpustakaan dapat hadir sebagai pusat pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Acara pembukaan juga dirangkaikan dengan penyerahan simbolis bantuan bahan bacaan bermutu dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui Dinas Arpusda Lamongan kepada perwakilan desa, kelurahan, TBM, dan rumah ibadah penerima tahun 2025.
Selain itu, diserahkan pula sertifikat akreditasi perpustakaan desa tahun 2024 kepada tujuh perpustakaan yang berhasil memenuhi Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Adang Moelyono dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dedikasi para pengelola yang telah berkomitmen mengikuti proses akreditasi.
“Akreditasi bukan sekadar pengakuan administratif, tetapi cermin profesionalitas pengelola perpustakaan dalam menyediakan layanan informasi yang bermutu dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Adang.
Ia juga menjelaskan bahwa hingga tahun 2025, Lamongan telah memiliki 83 perpustakaan terakreditasi, meliputi perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, dan desa. “Kami berharap capaian ini menjadi motivasi bagi desa-desa lain untuk memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat,” tambahnya.
Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan kebijakan nasional yang diinisiasi Perpustakaan Nasional RI. Tujuannya menjadikan perpustakaan sebagai ruang publik yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan literasi, akses informasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Dalam konteks Lamongan, kebijakan tersebut diwujudkan melalui program Sudut Baca Lentera, yang sejak 2017 hingga 2025 telah menghadirkan 52 unit sudut baca di berbagai titik strategis seperti kantor pelayanan publik, desa, dan kelurahan. Tahun 2025 ini, dua lokasi baru ditetapkan sebagai penerima fasilitas sudut baca, yaitu Desa Wisata Balun Kecamatan Turi dan Mall Pelayanan Publik Kabupaten Lamongan.
Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Lamongan mencapai 70,4 (kategori tinggi), sementara indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) sebesar 63,86 (kategori sedang). Angka ini menunjukkan bahwa upaya pembudayaan literasi telah membuahkan hasil positif, meski masih perlu peningkatan dari sisi pemerataan akses dan inovasi layanan.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan, Siswanto, SH, dalam laporan panitia menyampaikan bahwa bimtek yang berlangsung selama dua hari (15–16 Oktober 2025) ini bertujuan meningkatkan kompetensi pengelola perpustakaan dalam pengelolaan layanan berbasis TIK serta mendorong inovasi layanan inklusif.
“Perpustakaan desa, kelurahan, TBM, dan rumah ibadah memiliki potensi besar menjadi simpul ekosistem literasi digital di tingkat akar rumput. Karena itu, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga keagamaan menjadi kunci dalam memperkuat budaya baca di Lamongan,” jelas Siswanto.
Bimtek hari pertama ditutup dengan sesi pemaparan materi dari narasumber pustakawan Dinas Arpusda mengenai strategi pengembangan layanan berbasis TIK dan pelaporan kegiatan literasi melalui aplikasi SIM dan BBB (Bahan Bacaan Bermutu).
Kegiatan berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif peserta yang antusias berdiskusi tentang praktik terbaik dalam mengelola perpustakaan sebagai ruang pembelajaran terbuka bagi semua kalangan.
Dengan semangat “Literasi untuk Kesejahteraan, Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa,” Dinas Arpusda Lamongan menegaskan komitmennya menjadikan perpustakaan sebagai motor penggerak masyarakat literat dan inklusif di era digital.