Novel PERGI merupakan sekuel dari novel PULANG (2015). Membuka lembar pertama tentu saja tertulis judul novel dan penulis. Tapi sebelum lanjut ke halaman berikutnya, saya sempat berpikir, kok ada Co-author Sarippudin? Siapakah dia? (Jangan harap ada keterangan di lembar terakhir tentang sosok penulis, karena buku-bukunya Tere Liye memang tidak pernah mencantumkannya). Seingat saya, dari puluhan buku yang ditulis Tere Liye, baru kali ini ada Co-Author. Entah saya yang baru ngeh, atau memang demikian adanya. Baiklah, yang bisa menjawab pertanyaan saya hanya Bang Tere Liye. Mari membahas buku yang sudah selesai saya baca.
Buku ini ber-genre action,dan menurut saya seru sekali! Mulai halaman pertama disuguhkan dengan berbagai aksi, kisah yang tak terduga. Ibarat lagi ikutan lomba lari, rasanya ingin cepat sampai finish, saking serunya.
Karakter-karakter di buku pergi, beberapa masih sama seperti di novel pulang, yaitu Bujang, Salonga, si kembar Kiko dan Yuki, serta White, Master Dragon. Tentu saja banyak karakter baru bermunculant, menambah semarak fiksi ini. Setting ceritanya di Mexico, Indonesia, Singapura, Jepang (kota Tokyo), Rusia (kota Moscow), Spanyol (kota Madrid), Makau, Hong Kong. Buku pergi terdiri dari 31 bab + epilog, yang benar-benar bikin greget!
Cerita-nya tentang Bujang alias Si Babi Hutan, alias Agam yang kini menjadi Tauke Besar menggantikan Tauke Besar Lama yang sudah meninggal (ceritanya di Novel Pulang) di Keluarga Tong. Setelah Tauke Besar meninggal, Bujang meneruskan kepemimpinan ayah angkatnya tersebut dalam Keluarga Tong. Kali ini Bujang harus berhadapan dengan Master Dragon, pimpinan tertinggi dari 8 keluarga penguasa shadow economy. (Tentang shadow economy bisa dibaca halaman 38 -40).
Ada delapan keluarga penguasa shadow economy di Asia Pasifik. Mereka adalah:
Keluarga Tong,
Keluarga Lin di Makau,
El Pacho di Meksiko,
Keluarga J.J. Costello di Miami Florida – tidak peduli dengan keluarga lain, fokus pada bisnis mereka, bersikap netral,
Keluarga Yamaguchi di Tokyo,
Keluarga Wong di Beijing, besan Master Dragon
Bratva di Moskow,
Master Dragon di Hong Kong. Pimpinan tunggal dari delapan keluarga.
Selain itu, dalam cerita ini Bujang juga akan bertemu dengan seorang pemuda misterius di Mexico yang memanggilnya “Hermanito” di akhir perjumpaan mereka. Kata Salonga, guru penembak Bujang, “Hermanito” artinya saudara laki-laki (adik/kakak). Jadi, maksudnya Bujang punya saudara? Kok bisa? Bukannya dia anak tunggal dari Bapak Samad dan Mamaknya Midah? Bujang juga akan bertemu dengan Maria, serta berduel dengan Gadis yang pernah satu kampus ketika kuliah di Amerika.
Biar kamu nggak penasaran, cari tahu sendiri di novelnya. Ceritanya tidak kalah seru dengan novel PULANG. Masih kental dengan aksi berantem-beranteman dan tembak-tembakan ala film Hollywood. Dan muncul banyak tokoh baru. Kalau kamu benar sudah baca novel PULANG, bakal sayang banget untuk nggak lanjut ke PERGI.
Meskipun di lembar terakhir ditutup oleh kata “TAMAT,” sebagai pembaca, saya masih ingin ada kelanjutannya. Apalagi di salah satu bab, bab 16 Kue Pernikahan. Ada satu karakter muncul bernama Thomas atau bisa dipanggil Tommy (tokoh utama di buku Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk), yang menyelamatkan Tuan Hiro Yamaguchi saat boom yang dirancang Yurii meledak, sementara Bujang menyelamatkan Ayako. Apa jadinya kalau ada kelanjutannya?
Bang Tere Liye saya menantikan kisah selanjutnya Bujang. Bujang + Tommy + Diego. Kalau disatukan ketiga karakter ini, bakalan tambah seru! Kalau genre fantasy diwakili serial Bumi, ada tiga karakter utama: Raib, Ali dan Seli dengan petualangannya yang seru dan menakjubkan. Maka alangkah keren dan serunya lagi jika genre action bisa menyatukan karakter Bujang, Tommy, dan Diego, dibuku yang berbeda, biar bisa seperti kisah para Avengers. Semoga!