10 BAHASA DAERAH DENGAN PENUTUR TERBANYAK

Informasi 17 Februari 2025

10 BAHASA DAERAH DENGAN PENUTUR TERBANYAK
LAMONGAN - Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.001 pulau (BPS, 2024). Di antara ribuan pulau tersebut, terdapat lima pulau besar, yaitu Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, sementara yang lainnya merupakan pulau-pulau berukuran sedang dan kecil. Antarpulau memiliki akses yang terbatas satu sama lain sehingga masyarakat cenderung mengembangkan budaya yang berupa kepulauan, bersama dengan faktor-faktor lain seperti migrasi, perdagangan, dan interaksi budaya, secara tidak langsung berperan penting dalam pembentukan suku.

Oleh karena itu, sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal dengan keragaman suku, budaya, dan bahasa. Walaupun demikian, bangsa Indonesia mempunyai falsafah hidup yang tertuang dalam semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti ”Meskipun berbedabeda tetapi tetap satu”. Keragaman suku yang ada membuat Indonesia sebagai negara multisuku. Ribuan suku tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Suku sering digunakan untuk menggambarkan identitas seseorang. Karakteristik penduduk antarsuku di Indonesia sangat beragam yang
mencerminkan kekayaan budaya dan sosial yang ada di seluruh nusantara. Karakteristik penduduk antarsuku terlihat pada berbagai aspek diantaranya komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, tingkat kelahiran (fertilitas), angka kematian (mortalitas), pola migrasi, tingkat pendidikan, serta bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Keragaman antarsuku ini erat kaitannya dengan keragaman kebudayaan, nilai-nilai, dan praktik-praktik tradisional di masing-masing suku yang membentuk perilaku dan kemudian secara kolektif menciptakan identitas yang unik bagi setiap suku. Oleh karena itu, memahami keragaman Indonesia yang kompleks.

Selain sebagai negara yang multisuku, Indonesia juga dikenal dengan negara yang multibahasa. Terdapat ratusan bahasa daerah serta satu bahasa nasional (bahasa Indonesia) yang aktif dituturkan oleh penduduk di Indonesia. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai penanda identitas individu. Keragaman bahasa seringkali dianggap menjadi bagian dari keragaman suku, karena bahasa terkait erat dengan identitas suku tertentu. Data sensus dapat membantu mengeksplorasi keragaman bahasa daerah di Indonesia sehingga dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih inklusif serta membantu upaya pelestarian bahasa sebagai warisan budaya.

Di balik pentingnya pemahaman terkait keragaman suku dan bahasa, dokumentasi statistik terkait kedua topik ini masih terbatas hingga saat ini. Informasi mengenai suku dan bahasa sebagian besar tersedia melalui sensus penduduk dan beberapa survei kependudukan. Salah satu sumber data terbaru mengenai suku dan bahasa adalah Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020) yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Long
Form SP2020 merupakan rangkaian kegiatan Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan pada tahun 2022 dengan cakupan sampel sebesar 5 persen dari total rumah tangga di seluruh Indonesia atau setara dengan 4,29 juta rumah tangga. Informasi suku dan bahasa pada Long Form SP2020 diperoleh sesuai dengan pengakuan responden. Informasi suku tidak bersifat statis, sehingga individu dapat mengubah identitas sukunya jika mereka merasa dekat dengan suku barunya, yang pada umumnya disebabkan oleh adanya perkawinan, perubahan budaya, migrasi maupun asimilasi. Terkait bahasa, Long Form SP2020 mengumpulkan tiga informasi yaitu bahasa yang pertama kali dikuasai (bahasa ibu), bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga maupun masyarakat, dan kemampuan berbahasa Indonesia. Lebih lanjut, Long Form SP2020 juga mengeksplorasi bahasa daerah yang dituturkan penduduk Indonesia.

Sebagai salah satu upaya untuk memberi gambaran terkait dengan suku dan bahasa daerah, sepuluh suku di Indonesia yaitu suku Bali, Banjar, Batak, Betawi, Bugis, Jawa, Madura, ini meliputi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, angka kelahiran total, rata-rata umur kawin pertama, umur harapan hidup saat lahir, migrasi seumur hidup, tingkat pendidikan, dan bahasa yang dituturkan oleh penduduk suku tersebut dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Selain itu, dibahas juga persebaran penduduk menurut pulau dan konsentrasi suku antarwilayah.

Pengelompokan suku dilakukan dengan menggunakan new classification yang diperoleh dari publikasi “Demography of Indonesia's Ethnicity” oleh Ananta HW DO. (2015) dengan penyesuaian kelompok untuk suku Bali. Publikasi ini juga menyajikan informasi mengenai bahasa daerah yang paling sering digunakan dalam komunikasi, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat pada level nasional dan komposisi bahasa daerah yang dituturkan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dan Papua. Ditengarai bahwa terdapat komposisi bahasa daerah yang berbeda-beda pada masing-masing pulau.

Hasil Long Form SP2020 menunjukkan bahwa sepuluh suku mempunyai pola yang sama dalam hal distribusi penduduk. Suku-suku tersebut mayoritas berada di pulau yang merupakan wilayah asal dari suku yang bersangkutan. Di sisi lain, setiap suku mempunyai karakteristik demografi yang unik dan bervariasi. Perilaku migrasi setiap suku tercermin dari persentase migran seumur hidup dimana angkanya juga bervariasi untuk masing-masing suku dari 2,75 persen pada suku Madura sampai 16,77 persen pada suku Batak Mayoritas suku mempunyai rasio jenis kelamin di atas 100 yaitu berkisar 101 sampai 102, artinya diantara 100 penduduk perempuan terdapat 101 sampai 102 penduduk laki-laki. Namun pola yang berbeda ditemukan pada suku Madura dimana rasio jenis kelamin penduduk suku Madura adalah 99, artinya diantara 100 penduduk perempuan suku Madura terdapat 99 penduduk laki-laki suku Madura, Rasio ketergantungan dari sepuluh iku berkisar dari 42,27 sampai 47,58, artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 42 sampai 48 penduduk yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Dengan kata lain, sepuluh suku berada dalam kondisi bonus demografi Persentase penduduk lanjut usia pada sepuluh suku berkisar dari 7 sampai 13 persen. Beberapa suku telah memasuki penuaan penduduk atau ageing population yang ditandai dengan persentase penduduk lanjut usia di atas 10 persen yaitu suku Bali, Jawa, Madura, Minangkabau, dan Sunda. Dilihat dari indikator fertilitas, rata-rata anak yang dilahirkan oleh perempuan dari sepuluh suku selama masa usia suburnya berkisar antara 2 sampai 3 anak. Hal ini terlihat dari angka kelahiran total atau Total Fertility Rote (TFR) yang berkisar dari 2,08 (suku Jawa dan Bali) sampai 2,54 (suku Batak). Indikator fertilitas lainnya yang disajikan adalah rata-rata umur kawin pertama perempuan dimana berkisar dari 23,43 tahun sampai 26,78 tahun.

Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, lebih dari 50 persen penduduk umur 25 tahun ke atas suku Batak, Betawi, dan Minangkabau menamatkan pendidikan minimal tingkat SMA/sederajat, sedangkan lebih dari 50 persen penduduk umur 25 tahun ke atas dari tujuh suku lainnya menamatkan pendidikan setingkat SMP/sederajat atau lebih rendah Terkait dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, hampir semua suku menggunakan bahasa daerah yang sesuai dengan suku tersebut untuk berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun masyarakat, kecuali suku Batak dan Betawi. Lebih dari separuh penduduk suku Batak dan Betawi berumur 5 tahun ke atas, menggunakan bahasa Indonesia/asing untuk berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun masyarakat dengan persentase masing-masing sebesar 50,74 dan 98,76 persen.

Data Long Form SP2020 mencatat 694 bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di lingkungan keluarga maupun tetangga/masyarakat dari 718 bahasa yang terpetakan di Indonesia. Sebanyak 74,77 persen penduduk Indonesia berumur 5 tahun ke atas menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi di lingkungan keluarga dan 72.78 persen menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi di lingkungan tetangga/masyarakat. Jika dilihat menurut umur, semakin muda umur penduduk, semakin menurun pula penggunaan bahasa daerahnya. Penduduk umur 5-14 tahun merupakan kelompok dengan persentase penutur bahasa daerah yang paling rendah, sementara penduduk umur 75 tahun ke atas merupakan kelompok penduduk dengan persentase yang paling tinggi dalam menggunakan bahasa daerah. Pola ini terjadi baik di lingkungan keluarga maupun tetangga/masyarakat. Selain dilihat menurut kelompok umur, penggunaan bahasa daerah juga dilihat menurut tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rendah persentase penggunaan bahasa daerah untuk berkomunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun tetangga/masyarakat.

Berdasarkan wilayah, terdapat variasi bahasa daerah yang digunakan untuk berkomunikasi di masing-masing pulau di Indonesia. Bahasa Jawa termasuk ke dalam salah satu bahasa yang banyak digunakan untuk berkomunikasi di lingkungan keluarga dan masyarakat di beberapa pulau di Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku.

Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Suku merupakan aspek yang sering digunakan untuk menggambarkan identitas seseorang. Karakteristik penduduk antar suku di Indonesia sangat beragam yang mencerminkan kekayaan budaya dan sosial yang ada di seluruh nusantara. Dari pembahasan sepuluh suku di Indonesia, beberapa kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Sebagian besar penduduk suku tertentu cenderung tinggal di provinsi atau pulau asal suku tersebut.
  2. Rasio jenis kelamin berkisar antara 101 hingga 102, kecuali suku Madura dengan nilai rasio jenis kelamin sebesar 99.
  3. Angka rasio ketergantungan dari sepuluh suku antara berkisar 42 hingga 47, sedangkan persentase penduduk lanjut usia berkisar pada angka 7 hingga 13 persen.
  4. Berdasarkan tingkat pendidikannya, tiga suku dengan sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendidikan tertinggi minimal setara SMA/sederajat yaitu suku Betawi, Batak, dan Minangkabau. Sedangkan tujuh suku lainnya sebagian besar penduduknya berpendidikan setingkat SMP/sederajat atau lebih rendah.
Meskipun Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional, tetapi bahasa daerah tetap menjadi bagian dari identitas budaya dan tradisi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. Semboyan ”Kuasai Bahasa Asing, Gunakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah” mendorong masyarakat Indonesia untuk menguasai bahasa asing untuk memperluas wawasan, sekaligus tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk persatuan dan komunikasi nasional serta pada saat yang sama juga melestarikan bahasa daerah sebagai bagian vital dari warisan budaya Indonesia.

Upaya pelestarian bahasa daerah di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai langkah, seperti memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan serta mendukung kegiatan budaya yang melibatkan penggunaan bahasa daerah. Dengan menjaga kelestarian bahasa daerah, hal ini juga turut menjaga kekayaan budaya bangsa dan memperkuat identitas nasional Indonesia.
Posting Lainnya
BIANGLALA (BINGKAI LAWAS LAMONGAN) : PERESMIAN GOA MAHARANI
21 April 2025
Bagian IdentitasKode Referensi           : SETDA 413..SETDA 413.SETDA 413.413Kode Unik                    : 413Judul    [......]
PENDAFTARAN KONSULTASI ONLINE BINAPUSTAKA TAHUN 2025
08 April 2025
Selamat pagi, #SobatBinaDinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan melalui Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan menyediakan Layanan Konsultasi Online bagi yang membutuhkan [......]
HALAL BI HALAL : SEJARAH DAN MAKNA
08 April 2025
Halal bi Halal adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia setelah merayakan Idul Fitri. Tradisi ini melibatkan pertemuan dan saling memaafkan antarindividu [......]
FUNGSI TANAMAN HIDUP SEBAGAI HIASAN DI KANTOR DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
07 April 2025
Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip dan buku, tetapi juga sebagai ruang kerja yang nyaman bagi [......]
BIANGLALA (BINGKAI LAWAS LAMONGAN) : PERESMIAN PASAR SIDOHARJO OLEH GUBERNUR KDH TK.II JAWA TIMUR
05 April 2025
Bagian IdentitasKode Referensi             : 413.113Kode Unik                      : 113Judul      [......]
PENGUMUMAN LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA HARI RAYA IDUL FITRI 1446 H
27 Maret 2025
Sehubungan dengan adanya libur nasional dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Maka layanan Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Lamongan pada :Jumat, 28-07 April [......]
NGABUBOOKREAD : REVIEW BUKU BUNG KARNO BIOGRAFI PUTRA SANG FAJAR
23 Maret 2025
Judul       : Bung Karno: Biografi Putra Sang FajarPenulis   : Jonar T.H. Situmorang, M.A.Penerbit : Ar-Ruzz Media CV, 2015Genre     : Biografi, Sejarah, NasionalismeISBN  : [......]
NGABUBOOKREAD : REVIEW BUKU GAJAH MADA
21 Maret 2025
Judul                        : Gajah MadaPenulis                    : Langit Kresna HariadiPenerbit                  : Tiga SerangkaiTahun Terbit          : 2004Jumlah Halaman  [......]
Selamat memperingati Hari Dongeng Sedunia
20 Maret 2025
Tahukah #Sobatbinapustaka bahwa mendongeng bukan sekedar bercerita, tapi juga menanamkan mimpi, nilai, dan imajinasi dalam benak anak-anak dengan cara yang menyenangkan.Mendongeng punya banyak manfaat, lho!Menstimulasi imajinasi dan [......]
NGABUBOOKREAD : REVIEW BUKU SWARNA ALOR
16 Maret 2025
Judul                         : Swarna AlorPenulis                     : [......]
Pencarian
LAPOR!

DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

  • Jl. Basuki Rahmad No. 178 Lamongan
  • dinarpustaka@lamongankab.go.id
  • (0322) 311106
© 2025 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan