Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei bukan sekadar mengenang sejarah berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, melainkan juga momentum refleksi dan afirmasi terhadap semangat kebangsaan, persatuan, dan tekad untuk terus membangun Indonesia. Di tahun 2025, tema "Bangkit Bersama Mewujudkan Indonesia Kuat" menjadi ajakan sekaligus komitmen kolektif untuk memperkuat fondasi bangsa dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Kebangkitan nasional dahulu muncul dari kesadaran kolektif bahwa penjajahan hanya bisa dilawan dengan persatuan. Kini, tantangan bangsa tidak lagi berupa penjajahan fisik, melainkan berupa kesenjangan sosial, disrupsi teknologi, krisis lingkungan, dan ancaman terhadap kedaulatan informasi. Dalam menghadapi tantangan tersebut, semangat kebangkitan tidak boleh padam. Ia harus hidup dalam bentuk inovasi, kolaborasi, dan penguatan karakter bangsa.
Bangkit bersama berarti membangun solidaritas lintas sektor dan generasi. Pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat sipil, hingga generasi muda harus saling bahu-membahu membangun bangsa. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi kunci utama. Generasi muda harus dibekali dengan literasi digital, karakter kebangsaan, serta daya pikir kritis agar mampu menjadi penggerak perubahan dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
Mewujudkan Indonesia kuat berarti membangun negara yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Kekuatan tidak hanya diukur dari aspek ekonomi atau militer, tetapi juga dari ketahanan budaya, kohesi sosial, dan integritas moral. Indonesia kuat adalah Indonesia yang mampu berdiri tegak di atas kaki sendiri, tanpa kehilangan jati dirinya.
Kebangkitan nasional juga menjadi momen untuk menegaskan kembali pentingnya pemerataan pembangunan. Ketimpangan antarwilayah, keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi harus menjadi agenda bersama. Bangkit bersama artinya tidak membiarkan satu pun anak bangsa tertinggal. Setiap individu, dari Sabang sampai Merauke, memiliki hak dan peran dalam mewujudkan cita-cita nasional.
Tahun 2025 membawa harapan baru. Pemilu telah usai, kepemimpinan baru mulai terbentuk, dan masyarakat memiliki ekspektasi besar terhadap arah masa depan Indonesia. Inilah saat yang tepat untuk memulai lembaran baru, di mana pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga keberlanjutan dan keadilan. Kita perlu menjunjung tinggi transparansi, menumbuhkan budaya gotong royong, dan memperkuat demokrasi sebagai landasan bangsa yang tangguh.
Akhirnya, kebangkitan nasional bukan sekadar perayaan sejarah, melainkan proses terus-menerus untuk memperkuat identitas dan cita-cita bangsa. Dengan semangat Bangkit Bersama Mewujudkan Indonesia Kuat, mari kita jadikan momentum ini sebagai titik tolak menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berdaya saing di pentas dunia.