DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Minat Baca di Kalangan Anak-Anak GenZ

Informasi 20 Mei 2025 6
Minat Baca di Kalangan Anak-Anak GenZ
Generasi Z atau biasa dikenal dengan sebutan GenZ merupakan generasi yang rentan mengalami perubahan karena mereka masih dalam proses pencarian jati diri. Di era digital ini, mereka dikelilingi oleh berbagai kemudahan akses informasi melalui internet dan teknologi. Namun ironisnya, kemudahan ini justru dikhawatirkan berakibat pada menurunnya tingkat literasi di kalangan generasi Z.

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dijaman sekarang, sangat berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat. Keberadaan teknologi informasi yang semakin canggih dan maju, menjadikan masyarakat sangat bergantung kepadanya, terutama pada generasi Z ini. Dengan adanya hal ini kebiasaan mereka yang dekat sekali dengan gadget sehingga butuh media untuk mengalihkan kebiasaan tersebut. Pemikiran generasi Z akhirnya cenderung terjadi secara instan dan ingin merespon dan mendapatkan informasi dengan cepat. Ini menjadikan mereka seolah tidak dapat lepas dari smartphone dan internet.

Menurut data UNESCO, indeks literasi Indonesia pada tahun 2023 hanya berada di angka 0,001%, artinya hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca. Hal ini diperparah dengan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menunjukkan bahwa generasi Z menghabiskan rata-rata 8 jam 42 menit per hari untuk mengakses internet, namun hanya 8 menit untuk membaca.¹

Permasalahan yang sering terjadi pada generasi Z saat ini adalah rendahnya minat literasi membaca. Salah satu penyebab utama menurunnya minat baca adalah dominasi media digital dan hiburan online. Generasi Z dan Alpha lebih cenderung menghabiskan waktu mereka dengan bermain game, menonton video, atau berselancar di media sosial. Generasi Z lebih tertarik dengan pembelajaran versi visual dari pada dalam bentuk media cetak, sehingga minat baca menjadi semakin rendah.

Berkurangnya minat baca ini membawa dampak negative bagi masa depan mereka, yang kurang literasi dan akan mendapatkan banyak kesulitan dalam memahami dan menemukan informasi yang valid sesuai dengan kebutuhan. Generasi Z ini akan mengalami kesulitan untuk berpikir kritis, logis dan sulit untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Dimana itu akan menghambat perkembangan mereka dalam berbagai bidang, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, bahkan dalam kehidupan sosial. 

Survei terbaru dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan bahwa hanya 37% anak muda di bawah 25 tahun yang memiliki kebiasaan membaca buku secara rutin, angka yang menurun dibandingkan dengan 54% pada tahun 2015. Dan Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite, waktu yang dihabiskan untuk menggunakan internet oleh anak muda Indonesia mencapai 8 jam per hari, jauh lebih banyak dibandingkan waktu yang mereka luangkan untuk membaca.³

Minat baca yang semakin berkurang pada anak-anak generasi Z yang mendominasi adalah media digital dan hiburan online, seperti Gawai dan Medsos. Beberapa faktor penyebab menurunnya tingkat literasi atau minat baca pada generasi Z, seperti; kebiasaan membaca konten singkat di medsos, kurangnya melakukan akses pada buku, berkembangnya teknologi yang sangat pesat, serta kurangnya budaya literasi dikalangan keluarga dan sekolah. Mereka juga lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain game, menonton video atau berselancar di medsos, semua dilakukan menggunakan internet atau online.

Selain itu, aksesibilitas buku yang terbatas juga menjadi kendala. Meskipun banyak platform digital yang menyediakan buku dalam format e-book, banyak dari mereka yang belum terbiasa dengan cara membaca ini. Berdasarkan penelitian dari Asosiasi Penerbit Indonesia, sekitar 60% masyarakat merasa bahwa harga buku yang tinggi menjadi penghalang utama untuk membeli dan membaca buku. Ini membuat generasi muda lebih memilih konten gratis yang tersedia secara online.³

Untuk mengatasi permasalahan ini, semua kalangan harus ikut serta dalam upaya perbaikan dengan cara berkolaborasi dengan semua pihak, seperti antara pemerintah, penerbit, dan lembaga pendidikan serta perpustakaan juga harus turut serta dalam perbaikan kondisi tersebut.

Penting bagi orang tua dan pendidik atau guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan membaca sejak dini. Memperkenalkan buku-buku yang menarik dan relevan, serta menjadikan membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan. Maka dengan melakukan hal tersebut mereka diharapkan dapat menemukan kecintaan terhadap buku. 

Dan untuk perpustakaan dapat berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan preferensi generasi masa kini, dengan menjadikan perpustakaan sebagi tempat yang menarik dan menyenangkan untuk aktivitas membaca. Contoh; 1) Perpustakaan dapat berinovasi dengan menyediakan fasilitas digital seperti komputer dengan akses internet, e-book, dan aplikasi perpustakaan yang mampu diakses dengan ponsel/gadget. 2) Perpustakaan dapat mendesain ruang bacanya dengan konsep modern yang nyaman dan dilengkapi furniture yang estetis, menyeidakan spot-spot foto instagrammable yang mampu menjadikan strategi efektif untuk menarik perhatian mereka(generasi Z). Dan yang ke 3) Perpustakaan dapat melakukan Biblioterapi, yaitu melakukan terapi kejiwaan dengan menggunakan media bahan bacaan(buku). Dengan cara mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan membaca maupun diskusi tentang salah satu buku sesuai dengan minat mereka. Hal tersebut juga membuat mereka mampu mengembangkan kesadaran dan kemampuan mereka untuk membaca lebih baik.
Dengan demikian, melalui upaya-upaya tersebut yaitu memberikan inovasi, dan pengarahan tentang literasi yang baik, maka generasi Z akan mampu menjadi generasi yang cerdas, kritis dan kreatif. Mampu membalikkan penurunan minat baca dan membentuk masyarakat lebih literat dimasa depan, serta mampu membawa bangsa ini menuju bangsa yang gemilang.

Sumber :
¹ Kompasiana.com - "Menurunnya Tingkat Literasi di Kalangan Generasi Z Indonesia” oleh Kharisma Putri Maharani. 25 April 2024.
https://www.kompasiana.com/kharismaputri0593/6629a292c57afb38bf2f1c92/menurunnya-tingkat-literasi-di-kalangan-generasi-z-indonesia
² ‘Menumbuhkan Minat Baca pada Generasi milenial dan Z Melalui Perpustakaan”. 28 Juni 2024.
https://lib.ub.ac.id/featured/menumbuhkan-minat-baca-pada-generasi-milenial-dan-z-melalui-perpustakaan/
³ “Tantangan Minat Baca Kalangan Generasi Z dan Alpha” oleh Rana Winata Nugraha. Bandung, 25 Oct 2024. 
https://www.rri.co.id/lain-lain/1071209/tantangan-minat-baca-kalangan-generasi-z-dan-alpha


DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

  • Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 65 Lamongan
  • dinarpustaka@lamongankab.go.id
  • (0322) 311106
Logo Branding Lamongan
© 2025 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan
Splash Logo