REVIEW BUKU ALUR ALUN TANJIDOR DI DESA LEMBOR - BRONDONG - LAMONGAN (1952-2019)

Buku ini menyajikan kajian mendalam mengenai kesenian Tanjidor yang berkembang di Desa Lembor, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Kesenian ini merupakan perpaduan unik antara musik, tari, dan seni bela diri yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.

Sejarah panjang Tanjidor di Desa Lembor, dimulai sejak tahun 1952 hingga 2019. Melalui pendekatan historis dan antropologis, penulis menggali akar budaya Tanjidor yang tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sarana dakwah dan pelestarian tradisi. Kesenian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara keagamaan dan sosial, seperti peringatan Maulid Nabi, pernikahan, dan syukuran, dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.

Dalam pertunjukannya, Tanjidor Desa Lembor melibatkan berbagai elemen seni, termasuk pencak kuntulan, jaranan, dan gendang, yang dimainkan secara kolaboratif. Alat musik yang digunakan antara lain rebana, gendang, dan jedor, dengan durasi pertunjukan sekitar 30 hingga 45 menit. Selain itu, kitab Al-Barzanji menjadi sumber utama dalam lirik sholawat yang dibawakan, mencerminkan kedalaman spiritual dalam setiap penampilannya.

Buku ini juga mencatat dinamika pergantian generasi dalam kepengurusan kelompok Tanjidor, serta tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan eksistensinya di tengah arus modernisasi. Melalui dokumentasi ini, penulis berharap dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya lokal dan memperkenalkan kekayaan tradisi Indonesia kepada generasi mendatang.

Alur Alun Tanjidor bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa.